Skincare Layering Guide


by Glow Necessities
Skincare Layering Guide

Apabila kita baru mulai menekuni menggunakan produk skincare, terkadang memang membingungkan untuk menjalaninya dengan berbagai istilah produk yang ada demi mencapai tujuan yang ingin kita peroleh dari skincare. Adapun memakai produk skincare berlapis-lapis juga merupakan budaya (baik demi tujuan pemenuhan emosional ataupun untuk teknis saja), tetapi apakah "seberapa banyak" yang dipakai menentukan kesehatan kulit jangka panjangnya? Sayangnya tidak ada studi publikasi yang dapat menjawab pertanyaan ini maupun yang me'wajib'kan untuk kulit dilapisi sekian banyak produk.

Istilah atau 'judul' produk seperti serum, ampoule, booster, essence, lalala naninu: semuanya tidak menggambarkan apa keseluruhan isi bahan dan klaim dari formulasi produk yang akan dipakaikan ke kulit kita atau malah dapat menambah kebingungan dalam untuk mencapai tujuan kita dari menggunakan skincare.

Produk skincare yang paling mendasar (basic skincare) ada 4 (empat) untuk batu pijakan kesehatan semua tipe kulit:

  1. Cleanse (membersihkan) dengan surfactant yang lembut
  2. Moisturize (melembabkan)
  3. Exfoliate (membantu pergantian sel kulit mati)
  4. Protect (melindungi dari sinar UV matahari)

Secara umum urutan pemakaian disesuaikan dari thinnest to thickest (tekstur yang paling cair ke yang paling pekat karena kecepatan produk meresap tergantung dari ukuran molekul keseluruhan bahan di formulasinya, bukan dari berapa menit atau jam produknya didiamkan di atas kulit), sehingga secara garis besar penggunaan selama ada terang matahari dan malam hari adalah berikut:

Urutan Skincare Pagi:

  1. Cleansing (pembersihan)**
  2. Hydrating toner*
  3. Serum dengan bahan aktif*
  4. Sunscreen/pelembab yang ber-SPF

Urutan Skincare Malam:

  1. Cleansing (pembersihan)**
  2. Hydrating toner*
  3. Exfoliant non-bilas
  4. Serum dengan bahan aktif*
  5. Pelembab* (moisturizer atau face oil)

(*) optional : tidak wajib atau disesuaikan dengan kondisi kulit yang hendak ditangani (misal: hiperpigmentasi, kerutan halus atau bekas jerawat memerah/menggelap). Frekuensi pemakaian produk dengan bahan aktif yang 'potent' disesuaikan dengan toleransi kulitnya.
(**) single, double atau triple cleansing: disesuaikan dengan tipe kulit, memakai makeup, sunscreen yang digunakan water-resistant atau tidak. Tidak masalah oil-based atau water-based, selama diformulasi dengan surfactant yang lembut (non-harsh) dan tidak menganggu keseimbangan skin lipid barrier.

MENGAPA TONER SEBELUM CHEMICAL EXFOLIANT?

Jawabannya: karena tidak semua exfoliant berbentuk cair. Adapun opini tentang: "Sayang tonernya akan terhapus/terseka kalau pakai chemical exfoliant setelahnya" tidak sepenuhnya tepat dan tidak memungkinkan dari segi fisiologis kulit karena hydrating toner yang diformulasikan dengan baik akan tetap melembabkan dan menyalurkan bahan yang bermanfaat ke tempat yang dituju untuk tonernya bekerja, yaitu ke lapisan kulit yang lebih dalam (epidermis) sesuai ukuran molekul bahannya.

Chemical exfoliant seperti AHA atau PHA (yang diformulasikan dengan pH efektif dan konsentrasi yang mumpuni) akan tetap melakukan deskuamasi dan membantu menyeimbangkan siklus pergantian sel kulit mati secara kimiawi (tanpa menggunakan kapas sekalipun) pada stratum corneum dimana sel kulit mati paling banyak 'menggumpal' atau BHA (salicylic acid) yang oil-soluble pada saluran di pori-pori (pilosebaceus unit) dimana gumpalan sebum paling banyak berada dari produksi berlebih kelenjar minyak, sehingga tidak perlu diresahkan kalau produk yang dipakai sebelumnya akan "terhapus".

JADI TONER SEPENTING ITU?

Jika kulit cenderung reaktif atau sensitif: menggunakan hydrating toner yang diformulasikan dengan baik dan bebas irritant, astringent dan drying alcohols akan berfungsi pula sebagai buffer sebelum menggunakan produk dengan bahan aktif untuk mengurangi risiko sensitisasi. (Analoginya seperti kantong teh seduh yang perlahan-lahan melepas ekstrak daun teh di dalamnya dan ampasnya tidak meluber kemana-mana)

Memakai hydrating toner sebagai langkah tambahan juga berperan untuk mengembalikan sebagian dari komponen di kulit yang terkikis saat proses pembersihan + menyeimbangkan pH kulit (karena pH air keran yang cenderung alkali yang digunakan untuk membersihkan wajah juga bisa jadi “mengganggu sementara” acid mantle di kulit meskipun produk pembersih sudah diformulasi dengan pH seimbang). Adapun acid mantle yang terganggu juga dapat meningkatkan risiko timbulnya masalah seperti memperparah (aggravate) kondisi jerawat atau breakout.

Jika formula hydrating toner kaya akan bahan-bahan 'penyuplai ulang' skin barrier (contoh: ceramides, glycerin, hyaluronic acid, panthenol), maka bisa membantu pemulihan kemampuan kulit untuk menjaga kelembaban (bukan hanya menambah kelembaban dari kadar airnya) di lapisan epidermis yang lebih dalam karena ukuran molekul dari bahan-bahan tersebut yang cenderung lebih kecil dibanding bahan-bahan emollient atau occlusive yang 'mengunci' kelembaban di permukaan kulit terluar yang biasa ditemukan di moisturizer/pelembab dengan sediaan lotion atau cream.

THE DO'S & DON'TS

Demi tujuan produk skincare tetap stabil dan bekerja optimal sesuai klaimnya ketika dipakai—yang untungnya di Indonesia sudah diatur melalui pedoman Perka BPOM—penting diperhatikan beberapa peringatan dalam menggunakan produk tertentu agar skincare routine tidak mubazir, seperti:

  • Jangan menyimpan produk skincare di suhu yang tidak sesuai anjuran di kemasan yang malah dapat mengganggu kestabilan formula produk yang sudah diuji oleh produsennya (another solid reason not to splurge on a dedicated skincare fridge)
  • Jangan men-dilute*** chemical exfoliant dengan produk lain yang dapat mempengaruhi pH acidic produknya yang dapat mempengaruhi kinerjanya untuk deskuamasi atau melebur sel kulit mati.
  • Jangan men-dilute*** sunscreen ber-SPF dengan produk lain yang dapat mempengaruhi penyebaran bahan UV filter di produknya sehingga perlindungan dari sinar UV jadi tidak merata.
  • Jangan memakai produk dengan bahan obat tanpa pengawasan dan resep dokter.
  • Gunakan dan apply ulang sunscreen sesuai dosis anjuran (biasanya 1/4 sendok teh untuk area wajah, leher dan decolletage) jika terpapar 'terang' siang hari (daylight) terutama saat kegiatan di luar ruangan, baik cuaca mendung maupun cerah, untuk perlindungan yang merata dari sinar UV.
  • Untuk skincare newbie, produk dengan bahan aktif atau acid exfoliant yang potent sebaiknya digunakan selang-seling atau bertahap disesuaikan dengan toleransi kulit masing-masing sebagai antisipasi agar tidak timbul iritasi atau sensitisasi akibat bahan aktif berlebihan. (“a little is good, a lot must be better” doesn’t apply in skincare)

(***) maksud dilute di sini = dua atau lebih produk dicampur atau dilarutkan di telapak tangan sesaat sebelum dipakai

REFERENCES:

  • Clin Cosmet Investig Dermatol. 2015; 8: 455–461. (Salicylic acid as a peeling agent: a comprehensive review)
  • The Acid Mantle: A Myth or an Essential Part of Skin Health?, Curr Probl Dermatol 2018 20;54:1-10. Epub 2018 Aug 20
  • Skin Surface pH in Acne Vulgaris: Insights from an Observational Study and Review of the Literature, J Clin Aesthet Dermatol. 2017 Jul;10(7):33-39. Epub 2017 Jul 1.
  • Journal of American Academy of Dermatology, April 2007, Volume 56, Issue 4, Pages 651–663
  • Int J Pharm 2004, 269, 323
  • Int J Pharm 2005, 292, 187-194.
  • J Soc Cosmet Chem 1997, 48, 187.
  • Comprehensive Dermatologic Drug Therapy, 3rd ed., Elsevier, 2012, 570
  • J Cosmet Dermatol 2010, 9, 174-184.
  • Journal of American Academy of Dermatology, April 2007, Volume 56, Issue 4, Pages 651–663
  • Photodermatology, Photoimmunology & Photomedicine, Apr-Jun 2014; Vol 30 (Issue 2-3), Pages 96-101