The Eclectic World of Prebiotic


by Glow Necessities
The Eclectic World of Prebiotic

Jika Anda seorang antusias skincare, mungkin sudah tidak asing mendengar istilah yang sering diperbincangkan seputar microbiome—yang merupakan salah satu faktor yang tidak terpisahkan bagi kesehatan skin-barrier—dalam dua, tiga tahun terakhir. Jika skin-barrier adalah satu kesatuan untuk melindungi kulit yang ‘berwujud’, maka microbiome yang seimbang dapat dianggap sebagai skin-barrier yang ‘tidak kelihatan’, menjaga kulit tidak mudah rentan terhadap iritasi dan lebih baik dalam menjaga kelembaban jangka panjang.

Memang memahami hubungan microbiota bagi kulit adalah sesuatu yang kompleks untuk diprediksi bagaimana kebutuhan 'nutrisi' microbiome kulit tiap orang karena faktor keunikannya per individu—mulai dari microbiota yang baik seperti bakteri baik, jamur, hingga yang mengganggu seperti contoh infestasi parasit Demodex—beberapa riset terkini menunjukkan beberapa hasil yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut seputar Prebiotic, Probiotic, dan Post-Biotic.

Beda Pre, Pro & Post-Biotic

Singkatnya Prebiotic adalah bahan ‘makanan’ bagi Probiotic yang membantu memelihara keseimbangan kulit.

Probiotic adalah berbagai jenis microbiota 'baik' yang mengolah Prebiotic untuk menjadi bermanfaat bagi kulit. (Lactobacillus, Bifidobacterium, Galactomyces, Vitreoscilla)

Post-biotic adalah berbagai senyawa yang dihasilkan oleh Probiotic untuk membantu kulit—seperti hyaluronic acid, ceramides, peptides dan antioksidan ferment lysate.

Penting untuk memahami bahwa semua faktor di atas saling melengkapi satu sama lainnya. Analogikan jika kulit Anda adalah seorang pelanggan toko kue, maka Prebiotic adalah bahan-bahan baku kue. Probiotic adalah pastry chef-nya, dan Post-biotic adalah hasil jadi kue setelah dimasak.

Jadi tidak cukup jika mengandalkan Probiotic saja, karena tidak ada studi yang memberi jawaban seragam atas apa kebutuhan rangkaian microbiota yang unik setiap orangnya. Ditambah berbagai faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi komposisi keseimbangan microbiota di kulit, seperti bagaimana riwayat medisnya dan/atau riwayat pemakaian obat-obatan—seperti pemakaian berlebihan antibiotik, corticosteroids, atau bahan antibakteri lain sebelumnya.

Bagaimana cara memilih yang Prebiotic tepat?

Untungnya berbagai bahan Prebiotic ini sudah cukup sering dijumpai pada produk kosmetik konvensional, atau mungkin sudah Anda gunakan pada produk yang Anda miliki sehari hari—biasanya berbagai macam bahan turunan 'gula' seperti beta-glucan, inulin atau berbagai jenis oligosaccharides—yang biasanya sudah merangkap fungsi sebagai humectant di skincare Anda.

Beberapa studi yang menjanjikan juga menunjukkan bahwa bahan coco-caprylate/caprate—bahan turunan coconut yang selama ini digunakan sebagai emollient pelembut tekstur kulit dan penjaga kelembaban—ternyata dapat turut berperan sebagai prebiotic yang membantu proses fermentasi oleh bakteri baik sehingga membantu kulit lebih baik dalam mengurangi efek buruk radiasi UV-B dari sinar matahari.

Shop Even-Tone hybrid solution, now with Microbiome Technology

Dan kembali lagi karena tidak semua produk skincare memiliki sumber dan kemurnian bahan-baku yang sama, bagaimana formulasi akhir produk dan delivery system yang memungkinkan bahan-bahan pendukung microbiome ini dapat bersinergi jika dikombinasi dengan bahan penutrisi kulit lainnya, serta pertimbangan kemasan produk agar teknologi microbiome ini tidak mudah terurai atau terkontaminasi paparan udara langsung—hindari kemasan jar, atau yang tembus cahaya.

REFERENCES:

  • Folia Microbiologica, 2020, Volume 65, pages 245–264
  • Archives of Dermatological Research, 2017, Volume 309, pages 411–421
  • Scientific Reports, 2020, Volume 10, Article number: 21585
  • Journal of Cosmetic Dermatology, April 2022, Vol. 21, Issue 4, Pages 1610-1615
  • British Journal of Dermatology, Dec 2008, Vol. 159, Issue 6, December 2008, Pages 1357-1363