Apakah Selama Ini Kita Di-Gaslight Klaim Ceramide?


by Glow Necessities
Apakah Selama Ini Kita Di-Gaslight Klaim Ceramide?
Courtesy of: Irving Penn/Conde Nast c. 1982

Bayangkan ketika Anda sedang berkunjung di suatu rumah makan, kemudian memesan menu minuman segelas "es teh manis". Secara penampakan dari luar mungkin sudah terlihat jelas bahwa jika berwarna coklat (atau amber gelap) maka Anda sudah membayangkan bahwa minuman es tersebut akan merasakan pahit dan wanginya khas teh seperti Anda menyeduh sendiri di rumah. Namun ternyata, ketika Anda mengambil tegukan pertama, minuman es teh ini malah terasa seperti air putih yang dituangi teh?

Melihat contoh kejadian di atas, hal tersebut mungkin dapat dianalogikan layaknya informasi tentang penelitian, penemuan dan penggunaan manfaat suatu bahan skincare "beredar": semakin tersebar luas dan digaungkan maka informasinya akan semakin "teroplos". Analogi cerita di atas juga bermakna ganda layaknya bahan aktif di skincare yang seharusnya digunakan pada dosis tertentu untuk bisa bekerja dengan efektif (dose-responsive) namun lambat-laun karena informasi yang sudah terlanjur "teroplos" tersebut menjadi diinterpretasikan bahwa hanya karena "mengandung" bahan tersebut maka menjadi bisa bekerja sesuai klaimnya.

Lalu bagaimana cara memprediksi keefektifan Ceramide?

Pemulihan skin-barrier terkompromi, dikarenakan taraf kondisi kulit yang bervariasi tiap individunya yang unik tentu tidak dapat 100% diprediksi kinerjanya pada masing-masing kulit. Namun demikian data yang ada bisa membantu menentukan pengambilan langkah yang sesuai untuk kulit unik kita. Data pendukung aplikasi bahan ceramide untuk mendukung pemulihan skin-barrier yang sering dijadikan acuan adalah pada studi berikut—yang mana perlu diformulasikan dengan rasio molar khusus 3:1:1:1 bersamaan dengan asam lemak omega & cholesterol untuk dapat mencegah TEWL (penguapan kelembaban dari lapisan kulit lebih dalam) dan harus memiliki total konsentrasi setidaknya 1-1.2% agar komparatif dengan kinerja petroleum jelly (bahan occlusive yang sudah diakui lebih dari satu abad atas keefektifan atau di beberapa negara sebagai obat pelindung kulit topikal) dalam mengunci kelembaban di kulit.

Oleh karena kriteria spesifik sebagaimana di atas, hanya karena produk “sekadar mengandung” ceramide di daftar komposisinya (atau lebih parah malah jumlah yang jauh lebih kecil dari pengawet produknya: misal jika di urutan setelah phenoxyethanol—yang jika sesuai regulasi yang berlaku bahwa maksimal penggunaan phenoxyethanol maksimal di kosmetika adalah 1%) yang memberi harapan seakan-akan ceramidenya yang “bekerja”membantu memperbaiki skin-barrier sebagaimana yang diklaimkan.

Belum lagi jika memakai cara menonjolkan penulisan seperti: “Mengandung 2% [nama merek dagang bahan baku] Ceramide” yang membuat seolah-olah jika konsentrasi lebih tinggi maka terkesan lebih baik. Tetapi setelah ditelusuri data sheet bahan bakunya seperti ini, Ceramide murninya ternyata hanya terkandung 2% pada bahan bakunya, sehingga sebenarnya kita hanya mendapat 0.04% Ceramide (2% dari 2% keseluruhan bahan baku) dalam produk jadinya—yang mana justru kulit tidak mendapat manfaat dari Ceramide murni semestinya.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah jika suatu produk memiliki klaim “memperbaiki skin-barrier”, walau mengandung ceramide yang konsentrasinya tidak memadai ini, masih tetap bisa diakali agar tetap dapat memakai klaim tersebut jika mengandung juga bahan occlusive skin protectant biasa yang sudah paling umum dikenal mencegah TEWL seperti dimethicone 1% atau petroleum jelly.

Get the Ultra-Rich, Dew-Inducing, Barrier-Repairing Moisturizing Cream with Efficacious Ceramides

The Cream

Adapun berdasarkan standar ketat formulasi skincare yang tetap gentle dan optimal—sebagaimana kriteria dose-responsive—inilah yang mendorong kami untuk menyediakan moisturizer yang "tidak hanya" mengandung ratio ceramide, ceramide-precursor + asam lemak omega (dari minyak nabati non-pewangi) untuk membantu pemulihan skin-barrier yang terkompromi, tetapi juga bersinergi dengan bahan skin-protectant berdosis klinis (20% Glycerin + 5% Panthenol) untuk kulit kering atau dehidrasi yang terjaga kelembaban dari TEWL. Untuk moisturizer yang minim bahan iritan, Anda dapat memiliki pengalaman perawatan pemulihan skin-barrier untuk kulit yang sehat, tampak halus, ternutrisi jangka panjang dengan antioxidant dan bahan aktif gentle lainnya untuk menghambat efek pro-aging dari faktor exposome kulit.

REFERENCES:

  • Journal of American Academy of Dermatology, Sep 1997, Vol.37 Issue 3, Pages 403-408
  • FDA.gov, Internet, (Last retrieved Dec 2021), Skin-Protectant for Over-the-Counter Use
  • Skin moisturizing effects of panthenol-based formulations (Controlled Clinical Trials), Journal of Cosmetic Science, 2011 July-August, Vol. 62 (Issue 4), Pages 361-370
  • Pharmaceuticals (Basel). 2021 July 21, Vol 14 (Issue 8), Page 702
  • Indian Journal of Dermatology, May-Jun 2016, Vol. 61 (Issue 3), Pages 279–287