Sunscreen & Produk Lain Terkontaminasi Benzene


by Glow Necessities
Sunscreen & Produk Lain Terkontaminasi Benzene

Ketika kontroversi nilai SPF pada banyak produk sunscreen belum selesai, belum lagi pro-kontra penggunaan sunscreen dengan defisiensi vitamin D—kini terbit berita ditemukannya kontaminasi benzene (yang dalam Bahasa Indonesia dieja sebagai bensin—senyawa yang ditemukan di bahan bakar kendaraan bermotor)pada uji beberapa sampel batch produksi produk sunscreen (beserta produk after sun lain) oleh laboratorium independen Valisure atas produk sunscreen keluaran berbagai brand di Amerika Serikat yang kemudian membuat petisi untuk menarik ulang sebagian batch produk yang sudah beredar di pasaran. Wajar jika dengan membaca headline berita ini untuk khawatir dan bertanya-tanya: apakah produsen ini sengaja memasukkan bahan ini dalam kosmetik karena itikad tidak baik? Benarkah ini masalah pada bahan aktif UV filter pada sunscreen atau bahan skincare secara umum? Lalu bagaimana dengan sunscreen yang belum masuk dalam daftar uji ini, atau yang menggunakan bahan serupa? Sayangnya untuk saat ini tidak ada jawaban ya/tidak yang mudah dengan informasi yang baru ada.

Apakah ini berarti semua sunscreen dengan UV filter sintetis atau chemical-based yang serupa pada produk yang diuji pasti terkontaminasi?

Tidak, karena sebagaimana yang diungkap pada daftar sample produk yang diuju: sunscreen yang UV filternya hanya mineral atau physical (titanium dioxide dan zinc oxide) juga ada yang terkontaminasi senyawa ini, bahkan dari merek-merek dengan filosofi “clean beauty”-nya.

Kalau memang tidak sengaja, kenapa ini bisa terjadi?

Layaknya di kehidupan sehari-hari, bagian operator produksi manufaktur sunscreen dan/atau bagian pengendalian kualitas juga pada akhirnya adalah manusia dan human error juga bisa terjadi secara tidak sengaja. Adapun sebagaimana mengutip pernyataan dermatologist Dr. Andrea Suarez—menekankan bahwa ini bukanlah masalah dari bahan UV filternya, tetapi kemungkinan lebih kepada isu di supplier bahan baku atau kemasan primer (kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk).

Haruskah berhenti menggunakan sunscreen total?

Tidak, kecuali jika memang sunscreen yang digunakan dari varian dan/atau nomor batch produk yang ada di daftar produk yang terkontaminasi: maka sebaiknya langsung mengganti produk sunscreen yang dipakai dengan produk varian lainnya. Adapun sampel produk yang diambil pada pengujian ini sebagian besar dari berbagai brand atau varian produk yang dipasarkan dan/atau diproduksi di Amerika Serikat dan juga bukan merupakan isu yang terbatas pada produk sunscreen, tetapi juga pada produk kosmetik non-SPF. Selain itu sebagaimana yang sudah dijelaskan di sini: paparan radiasi UV dari sinar matahari memiliki risiko berkontribusi hampir 90% penuaan dini kulit atau kanker kulit, sehingga tetap menggunakan sunscreen adalah sangat direkomendasikan—atau jika Anda terlalu khawatir, masih banyak juga berbagai cara perlindungan dari radiasi matahari dalam kegiatan sehari-hari selain dari produk yang dioles yang dapat diupayakan untuk menjaga keberpanjangan fungsi dan kesehatan kulit.

Jika sunscreen yang kita pakai tidak ada pada daftar tersebut, apakah ada kemungkinan terkontaminasi juga?

Jawabannya hanya baru dapat diketahui jika ada pengujian yang dilakukan oleh independen lainnya lebih lanjut pada jenis varian dan merek sunscreen yang ditanyakan tersebut—karena memang bukan senyawa yang bisa dideteksi dengan sekadar membaca daftar komposisi produk. Hingga ada metode pengujian yang lebih luas mencakup lebih banyak sampel batch produk dari varian brand sunscreen yang dijual di negara selain Amerika Serikat, tidak ada yang bisa disimpulkan sekarang selain menunggu.

Apa fungsi benzene pada kosmetik?

Benzene tidak memiliki fungsi apapun bagi kulit, sehingga jika ditemukan dalam kosmetik—atau dalam kasus sunscreen dianggap sebagai obat over the counter sesuai ketentuan FDA di Amerika Serikat dikarenakan klaimnya untuk mencegah kanker kulit dan penyakit kulit lain dari paparan sinar matahari berlebih—merupakan hasil dari ketidaksengajaan atau kontaminasi. Adapun di negara Indonesia sebagaimana pada daftar bahan yang tidak diizinkan sudah tertulis jelas pada regulasi yang ada sebelum kosmetik/obat mendapat persetujuan untuk dipasarkan untuk bebas dari benzene.

Apakah jika ada bahan dengan nama senyawa yang mirip-mirip benzene (bensin) ini—oxybenzone, avobenzone, dsb.—berarti berbahaya juga?

Tidak, benzene (bensin) adalah senyawa berbeda. Yang perlu ditekankan di sini adalah: arti kontaminasi pada sebagian batch produksi ≠ pasti semuanya mengandung. Jika skincare memakai bahan turunan minyak bumi yang sudah dimurnikan dan dikontrol keamanannya untuk penggunaannya di kosmetik seperti mineral oil atau petroleum jelly—yang mana sama-sama sering di-framing secara negatif hanya karena bahan dasarnya sama-sama dari minyak bumi yang juga untuk bahan bakar kendaraan bermotor—juga bukan berarti bahan-bahan ini bakal “berbahaya” terlepas dari interpretasi gerakan “clean beauty”.

Seberapa burukkah bensin bagi kesehatan?

Bensin tidak memberi manfaat apapun pada kulit maupun pada tubuh, dan paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko leukemia dan masalah kesehatan lain. Walaupun paparan benzene (bensin) pada kontaminasi sunscreen ini jauh lebih kecil dibanding paparan jika dalam kondisi lingkungan industri bahan bakar, dari pembuangan knalpot kendaraan bermotor atau merokok, tidak ada batas konsentrasi aman dari regulasi manapun atas paparan terhadap senyawa benzene ini. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi paparan sebisa mungkin dalam aktivitas maupun gaya hidup sehari-hari.

REFERENCES:

  • Valisure, Valisure Detects Benzene in Sunscreen, May 2021, Internet
  • Benzene, WHO, May 2021, Internet
  • BPOM, PerkaBPOM No 23 Tahun 2019
  • FDA, Labeling and Effectiveness Testing: Sunscreen Drug Products for Over-The-Counter Human Use — Small Entity Compliance Guide, 2012