Tipe Kulit dan Selera


by Glow Necessities
Tipe Kulit dan Selera

Mengetahui tipe kulit Anda adalah langkah awal sebagai acuan untuk memilih produk skincare yang dengan bahan dan tekstur yang sesuai kebutuhan kulit masing-masing.

Terlepas dari tahapan/istilah produk skincare yang "katanya" kulit kita perlukan: entah essence, serum, ampoule, booster, atau jargon produk skincare lainnya, langkah awal yang bisa kita ambil untuk menentukan tipe kulit kita adalah dengan melakukan diagnosa ke Dokter Sp.KK/Dermatologist terdaftar, terutama jika memiliki kondisi kulit bawaan seperti eczema, rosacea, atau atopic dermatitis karena faktor genetik, skin barrier yang terganggu (akibat mutasi filaggrin - protein yang menyokong lipid barrier di kulit), atau auto-imun.

Secara garis besar tipe kulit manusia (berdasarkan segi genetik jumlah produksi sebum di kulit) terdiri dari: oily (berminyak), dry (kering), combination (setengah kering, setengah berminyak), dan sensitive.

Namun ini pun juga masih kurang sepenuhnya tepat untuk mengeneralisir tanpa mengetahui faktor-faktor stimuli yang mempengaruhi tampilan kulit dan 'menyembunyikan' tipe kulit asli kita, misal seperti: seberapa lama kulit terpapar sinar matahari tanpa sunscreen, cuci muka berlebihan, overexfoliate, atau masih mempraktekan metode/memakai produk skincare yang tinggi sumber inflamasi yang bisa berkontribusi memperparah dehidrasi.

MENGURANGI MENEBAK-NEBAK

Anggap seolah-olah kulit kita sensitif. Dengan menganggap seolah-olah kulit kita sensitif, kita akan berupaya mengurangi risiko memicu inflamasi yang akan memperparah kondisi kulit yang sudah ada: tipe kulit yang sudah kering makin kering, ketarik dan flaking; tipe kulit yang berminyak bisa berisiko makin dehidrasi di dalam dan berminyak di permukaan.

Kami memahami bahwa cara ini cukup konservatif, namun jika kulit kita cenderung reaktif atau selama ini sudah memakai produk dengan bahan-bahan problematic, memakai produk yang non-irritating dapat membantu untuk tidak semakin menyakiti kulit secara terselubung dalam jangka panjang, dan untungnya sekarang pun sudah banyak puluhan produk yang sudah diformulasikan dengan baik dengan berbagai tekstur dan variasi bahan-bahan yang menutrisi + bio-actives untuk memenuhi kebutuhan berbagai tipe kulit. (singkatnya sesuai pepatah bilang: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati).

TEKSTUR PRODUK YANG SESUAI TIPE KULIT

Asumsi bahwa mayoritas atau seluruh tahapan skincare routine kita sudah menggunakan produk yang diformulasikan dengan bahan-bahan yang rendah irritant:  setelah cuci muka menggunakan pembersih yang lembut (surfactant non-drying), diamkan tanpa menggunakan produk apapun di atas kulit selama 15 menit sampai 30 menit, lalu lihat bagaimana tampilan kulit kita di cermin:

  • Jika area T-zone tampak mengkilap, dan sekitar pipi, rahang dan dagu tampak matte atau terasa kering/ketarik = Berarti kulit kombinasi
  • Jika area T-zone, pipi, rahang dan dagu tampak mengkilap = Berarti kulit cenderung berminyak
  • Jika seluruh area kulit tampak kering, ada area dengan kulit pecah-pecah dan terasa ketarik/bersisik = Berarti kulit cenderung kering
  • Jika seluruh area wajah Anda tidak mendapati kondisi/masalah yang disebutkan di atas = Selamat! Anda menang lotere genetik memiliki kulit yang normal.

Setelah mengetahui tipe kulit mana yang paling mendekati kondisi kulit kita, kita tinggal memilih sediaan/tekstur produk yang secara umum (namun tidak mutlak) sesuai dengan masing-masing tipe kulit di atas (tidak masalah sebutan:

  • Untuk kulit yang cenderung berminyak: tujuannya adalah untuk menjaga kulit terhidrasi sambil menjaga agar kulit tidak semakin berminyak karena sedari sananya sudah memproduksi sebum (minyak di kulit) yang berlebih, terutama jika tipe kulit yang sangat oily, sehingga biasanya akan lebih cocok menggunakan produk dengan tekstur yang cair (liquid), gel, atau lotion yang ringan dengan suplai hidrasi yang mumpuni dari humectant (misal seperti glycerin, panthenol, hyaluronic acid) yang tidak terlalu tinggi komposisi minyak, emollient, atau occlusive di kandungannya untuk menghindari kulit menjadi terlalu greasy atau mengkilap, terutama jika acne-prone.
  • Untuk kulit cenderung kombinasi ke kering: tujuannya adalah mengembalikan keseimbangan kelembaban kulit karena 'kekurangan' produksi sebum alami pada kulit, sehingga akan lebih cocok jika menggunakan produk yang mengandung emollient seperti non-fragrant plant oil (minyak tanaman yang tidak mengandung senyawa pewangi volatile) atau occlusive yang biasanya dalam tekstur lotion, gel-cream, cream atau balm.
  • Untuk kulit kombinasi atau normal: maka bisa memilih tekstur produk yang sesuai dengan selera atau mix & match beberapa tekstur produk pada area kulit yang berminyak dan keringnya.

Setelah mengetahui tekstur yang mana sesuai dengan tipe kulit masing-masing, terlepas dari jenis produknya, tetap kulit kita perlu diasupi dengan serangkaian bahan bernutrisi-layaknya gizi untuk tubuh-dalam rangka untuk mencegah dan menangkal berbagai faktor elemen lingkungan dan polusi yang mengganggu kulit / memicu penuaan dini, serta untuk mengisi ulang (replenish) zat-zat bermanfaat yang sedari sananya sudah ada di kulit tetapi terkikis seiring bertambahnya usia ataupun karena efek merusak sinar UV matahari.

REFERENCES:

  • Clinical and Experimental Dermatology, 2013 Apr;38(3):302-309
  • Skin Research & Technology. 2018 Aug;24(3):386-395
  • Dermatoendocrinol. 2009 May-Jun; 1(3): 157–161
  • Journal of The European Academy of Dermatology and Venearology, May 2014, pages 527-532
  • Allergy. 2020 Jan; 75(1): 63–74
  • Fillagrin in Atopic Dermatitis, The Journal of Allergy and Clinical Immunology, Vol 122, Oct 2008, Pages 689-693
  • F1000 Med Rep. 2011 Jan 14;3:2